07 April 2013

Yang Mahamulia

Jika kita mencoba membayangkan atau berimajinasi mengenai kemuliaan Tuhan, kita akan menemui kesulitan karena keterbatasan kita.

Pengarang atau penyair terbaik sekalipun tak akan dapat mengungkapkannya dengan kata-kata. Pelukis sekaliber Picasso juga tak akan mampu menuangkannya di atas kanvas.

Pencipta lagu dan penyanyi tak akan bisa melantunkannya. Pematung kelas dunia pun tak akan sanggup memahat sosok mulia Tuhan.


Begitu juga yang dialami oleh Nabi Yehezkiel. Betapa ia terbata-bata ketika melihat kemuliaan Tuhan.

Kemuliaan Tuhan terlalu dahsyat untuk dapat diuraikan. Tak heran, ketika kita membaca upaya Yehezkiel menggambarkannya (dalam Yehezkiel 1:15-28), semakin banyak kata digunakan justru semakin bingung kita membayangkannya.

Karena itu, hanya satu hal yang Yehezkiel lakukan tatkala diperhadapkan pada kemuliaan Tuhan yang begitu dahsyat: sujud menyembah dalam kerendahan hati.

Allah yang Mahamulia, yang jauh melampaui pikiran manusia, tidak bisa digambarkan oleh apa pun di muka bumi ini. Manusialah satu-satunya ciptaan Allah yang disebut gambar Allah.

Adam dan Hawa

"Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." (Kejadian 1:27)

Manusia diciptakan Allah dengan menyandang citra Allah (imago Dei), untuk menyatakan kemuliaan Allah.

Nah, apakah hidup kita —perkataan, pikiran, dan perbuatan kita— sudah memuliakan Tuhan?

Muliakanlah Allah dengan seluruh aspek kehidupan kita, karena hanya Dia yang patut disembah.

* * *

Penulis: Eddy Nugroho | e-RH, 7/4/2013

(diedit seperlunya)

==========


Artikel Terbaru Blog Ini