Berkunjung ke toko aksesori dan pernik-pernik perhiasan ternyata mengasyikkan juga. Amati saja keanekaragamannya. Dari satu bentuk dasar, misalnya lingkaran, tersedia begitu banyak varian.
Menurut warna: polos satu warna, paduan dua tiga warna, beraneka warna. Menurut bahan: kain, plastik, kaca, logam, kayu. Menurut fungsi: anting-anting, bandul kalung, bros, gantungan kunci.
Di satu toko saja tak ayal ada ribuan ragam. Betapa kreatif!
Ibrani pasal 11 (dalam Perjanjian Baru) kerap disebut sebagai "Aula Para Tokoh Iman". Namun, tak salah juga kita menyebutnya sebagai "Aula Keanekaragaman Iman".
Tokoh-tokoh yang tercantum di dalamnya memang memiliki satu kesamaan: mereka sama-sama orang yang "percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia" (ayat 6).
Namun, lihat saja keanekaragaman bentuk iman mereka. Ekspresi iman Habel berbeda dari ekspresi iman Henokh; lain dari ekspresi iman Nuh; berlainan pula dengan ekspresi iman Yakub.
Abraham mengorbankan anaknya; Musa menolak harta dan kesenangan Mesir; Rahab melindungi mata-mata Israel.
Setiap orang mengungkapkan kesaksian imannya secara unik dan khas menurut panggilan hidup masing-masing. Tidak ada yang persis sama; namun masing-masing menyenangkan hati Allah.
Kita perlu memiliki iman yang serupa dengan iman orang-orang kudus di dalam Kitab Suci. Namun, kita tidak perlu meniru bulat-bulat ekspresi iman mereka.
Keberadaan kita justru dimaksudkan untuk memperkaya ragam ungkapan iman kepada Allah.
Kita dapat berdoa, "Tuhan, beri saya ide dan kreativitas untuk mengungkapkan iman saya kepada-Mu melalui cara yang unik pada hari ini." —ARS
Hanya satu iman, namun tiada terkira ragam ekspresinya.
* * *
Sumber: e-RH, 1/7/2011 (diedit seperlunya)
==========