Untuk menurunkan berat badan dan menjaga kebugaran, orang biasanya memadukan dua latihan. Latihan pasif: menahan diri dengan mengikuti pola makan tertentu. Latihan aktif: berolahraga untuk membakar kalori dan lemak yang berlebihan.
Begitu juga dengan ibadah atau disiplin rohani. Ada yang AKTIF, yaitu 'disiplin keterlibatan', sesuatu yang kita lakukan; dan ada yang PASIF, yaitu 'disiplin berpantang', sesuatu yang kita hindari.
Ini berkaitan dengan jenis dosa yang kita hadapi. Ada 'dosa pelanggaran', yaitu secara AKTIF melanggar perintah Tuhan. Ada 'dosa pengabaian', yaitu secara PASIF melalaikan perbuatan baik yang semestinya kita lakukan.
Bagaimana disiplin rohani itu dapat bermanfaat bagi kita? Secara umum, menurut John Ortberg, ketika kita bergumul dengan suatu dosa pengabaian, kita akan tertolong melalui disiplin keterlibatan.
Sebaliknya, ketika kita bergumul dengan suatu dosa pelanggaran, kita akan tertolong melalui disiplin berpantang.
Sebagai contoh, jika kita cenderung murung, kita akan tertolong dengan berlatih merayakan kehidupan ini. Apabila kita bergumul melawan keserakahan, kita akan tertolong dengan berlatih memberi.
Sebaliknya, jika kita rentan bergosip, kita akan tertolong dengan berlatih menutup mulut. Apabila kita suka melebih-lebihkan sesuatu, kita akan tertolong dengan berlatih berbicara secara jujur.
Disiplin rohani tidak lain ialah sarana untuk mencapai tujuan. Tujuannya: kehidupan rohani yang sehat sehingga kita menjadi bugar; baik dalam hidup yang sekarang maupun dalam hidup yang akan datang. —ARS
Jangan mencoba melawan kegelapan tanpa menyalakan terang.
* * *
Sumber: e-RH, 16/6/2011 (diedit seperlunya)
==========