Bagi seorang bayi, makanan yang paling baik adalah air susu ibu. Pada saat itu ia belum mampu mencerna makanan yang keras. Ada beberapa bagian tubuhnya yang belum mampu mencerna makanan dengan sempurna. Bila tetap dipaksakan mengonsumsi makanan yang keras, bayi itu bisa sakit sehingga proses pertumbuhannya terganggu.
Ketika usianya semakin bertambah, secara bertahap diberi asupan makanan selain susu sampai akhirnya ia disapih. Seiring dengan pertumbuhannya, tubuhnya semakin siap dan mampu mencerna makanan keras dengan baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang-kadang kita menemukan orang yang tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Ia masih terus melakukan tindakan kurang terpuji dalam hidupnya, bahkan melenceng jauh dari jalan Tuhan. Kondisi seperti ini menunjukkan keadaan seseorang yang terhambat pertumbuhan rohaninya.
Pertumbuhan rohani memang tidak terjadi secara otomatis. Perlu latihan. Latihannya adalah dengan belajar menerapkan dan menaati firman Tuhan, sehingga secara bertahap kita semakin tajam mengenali hal-hal yang baik dan yang jahat.
Sikap terbuka untuk belajar dan senantiasa siap diperbarui oleh firman-Nya merupakan lahan yang baik bagi pertumbuhan rohani. Semakin kita bertumbuh, kita akan semakin menyerupai Pencipta kita dalam karakter, dan buahnya akan semakin nyata dalam kehidupan kita.
Marilah kita menilik kondisi kita masing-masing dengan saksama. Apakah indra kita semakin peka dalam mengenali jalan Tuhan dan kita semakin sigap dalam menaatinya? —Wahyu Barmanto
Semakin dewasa pertumbuhan rohani kita, semakin peka kita dalam mengikuti jalan kebenaran.
* * *
Sumber: e-RH, 26/1/2013 (diedit seperlunya)
Judul asli: Latihan Bertumbuh
==========