Jikalau kepada kita diajukan petanyaan, “Berbohong itu dosa atau tidak?” Tentulah kita semua akan menjawab dengan sepakat bahwa berbohong itu adalah perbuatan dosa. Sebab kita tahu, bahwa Tuhan menghendaki agar kita menghindari yang namanya kebohongan.
Ia mengajak kita semua untuk berkata benar tentang segala sesuatu. Sejak kecil kita diajar untuk bersikap jujur: “Jika ya, hendaklah kamu katakan ya. Jika tidak hendaklah kamu katakan tidak.”
Namun, jikalau pertanyaannya kemudian sedikit diubah, “Jikalau ada orang yang berbohong dengan tujuan yang baik, apakah tindakan orang itu juga bisa dikatakan sebagai perbuatan dosa?”
Mungkin tidak semua dari kita menjawab bahwa itu dosa. Ada di antara kita yang mungkin akan menjawab bahwa tindakan seperti itu bisa dikatakan tidak berdosa.
Berbohong demi kebaikan merupakan salah satu bentuk ‘white lie’ yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. White lie atau bohong putih adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada sebuah tindakan kurang baik namun tetap dilakukan dengan tujuan untuk kebaikan orang yang menerimanya.
Bagaimana sikap kita terhadap hal-hal seperti itu? Apakah kita harus menyetujui dan membiarkannya?
Kebohongan tetaplah kebohongan dan itu adalah tindakan yang tidak benar, sekalipun dilakukan demi tujuan yang baik. Kalaupun ada kebohongan yang menghasilkan kebaikan, pastilah kebaikan itu bersifat sementara, bukan selamanya.
Siapa pun yang menerima kebaikan itu, kalau tahu dibohongi pasti akan menjadi kecewa dan sakit hati. Tidak mungkin kita dapat memadukan kebaikan dengan kejahatan.
Karena itu, marilah kita belajar untuk meninggalkan kebohongan dan mewujudkan kehidupan yang jujur. Katakanlah apa yang seharusnya dikatakan, sekalipun ada risiko yang harus kita tanggung di kemudian hari. —Pdt. Yonatan Wijayanto
* * *
Sumber: KristusHidup.com, 19/11/2012 (diedit seperlunya)
Judul asli: White Lie
==========