Saya punya teman yang senang berolahraga bela diri. Dia sudah mencapai tingkat tertinggi dan menyandang sabuk hitam. Untuk mencapainya, sudah barang tentu ia harus rela babak belur ketika berlatih. Tak ayal ia mengalami benturan, pukulan, hajaran.
Latihan-latihan berat ini berguna sekali untuk melatih ketahanan, ketangkasan, dan kepekaannya dalam menerima serangan. Semakin tinggi tingkatan yang hendak dicapai, semakin berat pula latihan yang harus dijalani.
Ketika kita menghadapi masalah yang bertubi-tubi dalam hidup kita, sering kali kita merasa masalah itu seolah-olah hendak meremukkan kita dengan hajaran, pukulan, bahkan benturan yang membanting-banting emosi kita.
Masalah yang datang silih berganti itu seperti tidak memberikan jeda bagi kita untuk bernapas lega atau sedikit santai menjalani hidup.
Tuhan ingin kita bertekun dalam setiap penderitaan yang tengah kita hadapi. Dengan bertekun, kita mengembangkan kehidupan iman yang tahan uji, dan iman yang tahan uji ini menimbulkan pengharapan yang tidak mengecewakan.
Selama kita hidup dan bernapas, kita akan selalu menemui masalah yang harus kita hadapi dan selesaikan. Masalah itu adalah pelatihan bagi “otot iman” kita agar semakin kuat, dan menjadi sarana bagi Tuhan untuk menunjukkan kasih-Nya, sehingga kita semakin mengenal dan mengasihi-Nya.
Selain itu, kita akan semakin terampil dalam menjalani hidup dan dinamikanya. —Riris Ernaeni
Masalah dan tantangan hidup adalah ajang latihan untuk mengembangkan dan memperkuat otot iman.
* * *
Sumber: e-RH, 6/2/2013 (diedit seperlunya)
==========