20 Juni 2012

Jangan Percaya Bujuk Rayu

Konon, seorang pemuda Indian Merah mendaki sebuah gunung yang tinggi untuk menguji tingkat kedewasaannya. Sesampai di puncak gunung, tak dapat dilukiskan perasaannya. Ia merasa seakan-akan berdiri di tepi dunia. Serasa ia telah menaklukkan dunia. Ia bangga sekali.

Ketika sedang dimabuk keberhasilannya itu, tiba-tiba ia mendengar suara gemerisik di sekitar kakinya, dan ketika ia melihat ke kakinya, ia melihat seekor ular berbisa. Ia bermaksud menghindar, tetapi sebelum melakukan usaha apa pun, terdengar ular itu berkata, “Jangan takut, aku tidak akan melukaimu. Aku sangat lapar dan akan mati kedinginan di sini. Masukkan aku ke dalam bajumu dan bawalah aku ke lembah.”

“Tidak,” jawab pemuda Indian Merah itu. “Engkau sangat berbisa. Jika aku membopongmu, pastilah engkau akan memagut aku dan bisamu akan menewaskan aku.” Dengan segera si ular berkata, “Ah, mana boleh begitu, bagaimana aku bisa berbuat seperti itu kepadamu yang akan menolongku. Engkau akan kuperlakukan secara istimewa. Percayalah kepadaku, aku tidak akan melukaimu.”

Untuk beberapa saat pemuda itu menolak. Namun bujuk rayu ular itu sangat memikat, mengiba-iba, menimbulkan belas kasihan pemuda itu. Akhirnya pemuda itu memungut ular itu dan memasukkannya ke dalam bajunya. Sesampai di lembah, ia mengeluarkan ular itu dan dengan lembut membaringkannya di atas rumput. Serta merta ular itu melompat dan memagut kaki pemuda itu. Pemuda itu menjerit dan berkata, “Engkau sudah berjanji, engkau sudah berjanji....” Tetapi jawab ular, “Engkau juga sudah tahu sifatku sebelum engkau menjamah aku.” Lalu si ular menyelinap pergi.

Menurut Iron Eyes Cody, aktor Amerika, keturunan imigran dari Sisilia, yang dihormati suku Indian karena kepeduliannya kepada mereka, penutur kisah ini, sampai sekarang suku bangsa Indian Merah secara turun-termurun menceritakan kisah ini kepada kaum mudanya agar tidak mudah tergoda pada nakotika dan minuman beralkohol. Selalu diucapkan kata-kata ular berbisa itu: “Engkau sudah tahu sifatku sebelum engkau menjamah aku.”

Memang tak ada untungnya sedikit pun memberi kesempatan kepada dosa. Cerita ini memperingatkan dan mengingatkan kita untuk jangan pernah sekali-kali terpikat oleh bujuk rayu dosa. Manis saat membujuk, fatal akibatnya. Sekali-kali jangan kita tergoda mulut manis berbisa. Jangan pernah merasa kasihan terhadap setan atau dosa. Ingatlah selalu nasihat rasul Petrus, “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh...” (1 Petrus 5:8-9). —Liana Poedjihastuti

* * *

Judul asli: Jangan Percaya

Sumber: KristusHidup.com, 20/6/12

==========


Artikel Terbaru Blog Ini