16 September 2010

Keyakinan Anak Kecil

Ibu itu baru saja berbelanja bersama gadis kecilnya yang berumur 6 tahun. Anak gadis itu berwajah cantik dan polos. Hujan turun begitu lebat, dan kini mereka berdiri di bawah tenda, persis di depan pintu sebuah mini market.

Di situ banyak orang berdiri, menunggu hujan berhenti. Ada yang menggerutu, ada yang menunggu dengan pasrah. Saya sendiri selalu kagum akan kuasa Tuhan setiap kali melihat hujan turun membasahi bumi.

Saat itu pun saya sedang memandangi titik-titik air hujan ketika suara yang manis keluar dari mulut gadis kecil itu, “Ma, ayo kita berlari menerobos hujan.” “Apa?” kata ibunya. “Ayo kita berlari menerobos hujan,” ulang gadis kecil itu lagi.

“Tidak, sayang. Kita akan menunggu hingga hujan reda,” jawab ibunya.

Gadis kecil itu tampak terdiam beberapa menit, kemudian berkata lagi, “Ayo, Ma... kita berlari menerobos hujan.”

“Kita akan basah kuyup, Nak,” jawab ibunya.

“Tidak, Ma. Bukankah itu yang Mama katakan tadi pagi?” bantah gadis kecil itu sembari menarik tangan ibunya.

“Tadi pagi? Kapan Mama pernah mengatakan bahwa kita akan berjalan di tengah hujan dan tidak basah?” tanya ibunya.

“Mama tidak ingat ya? Ketika Mama berbicara kepada Papa mengenai penyakit kanker Papa, Mama berkata, ‘Jika Tuhan bisa menolong kita melalui masalah ini, Ia bisa menolong kita melalui segala bentuk kesulitan.’”

Semua orang yang mendengar kata-kata gadis kecil itu terdiam. Yang terdengar saat itu hanya gemericik air hujan. Kami semua berdiri terpaku, untuk sesaat suasana menjadi begitu hening.

Ibu gadis kecil itu juga terdiam sejenak. Ini adalah waktunya gadis kecil itu mendapatkan bukti mengenai apa yang dikatakan oleh ibunya.

“Sayang, kau benar. Mari kita berlari menembus hujan. Jika Tuhan mengizinkan kita basah, mungkin kita hanya perlu mandi dan mengganti pakaian,” kata ibunya.

Setelah itu, mereka pun berlari menembus hujan. Kami semua tersenyum lalu tertawa ketika mereka berlari sambil menaruh belanjaan mereka di atas kepala. Mereka basah kuyup.

Tetapi beberapa orang kemudian mengikuti tindakan mereka, termasuk saya. Kami berlari menuju mobil masing-masing dengan tertawa penuh sukacita, dengan tubuh yang basah diguyur hujan.

Terkadang kita harus bersikap seperti gadis kecil itu dalam menghadapi situasi yang kurang nyaman, tetap melangkah dan tetap beriman kepada Tuhan. Iman yang tidak dipengaruhi oleh keadaan sekeliling, iman terhadap janji-janji Tuhan, iman terhadap kasih dan juga kuasa-Nya.

Tuhan yang memegang kendali atas kehidupan orang-orang yang dikasihi-Nya, Ia bertanggung jawab terhadap hidup kita. Kalaupun apa yang terjadi di hadapan kita tidak seperti yang kita harapkan, percayalah bahwa Tuhan menyediakan jalan keluar. Ia akan memampukan kita mengatasi segala sesuatunya bersama Dia.

“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” ~Amsal 3:5~

-----

Kata-kata-bijak:
Jangan biarkan logika mengalahkan iman Anda, tetapi biarlah iman melampaui logika Anda.

* * *

Sumber: Manna Sorgawi, 16 September 2010 (diedit seperlunya)

Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.

==========


Artikel Terbaru Blog Ini