Pernahkah anda merasa kecewa ketika ketulusan anda untuk menolong seseorang ditanggapi secara negatif? Saya beberapa kali merasakan kekecewaan itu.
Ada orang-orang yang sebenarnya memerlukan pertolongan, tetapi merasa gengsi dan direndahkan ketika ditolong. Beberapa kali saya mencoba memberikan pertolongan, tetapi orang yang ditolong menunjukkan reaksi yang sepertinya tidak membutuhkan pertolongan saya.
Sikap dan kata-katanya seolah berkata, “Saya tidak butuh pertolongan kamu, apa yang kamu lakukan tak ada artinya bagi saya. Tanpa pertolongan kamu saya mampu kok.”
Ketika menerima reaksi seperti itu, awalnya saya berjanji kepada diri sendiri untuk tidak akan pernah lagi memberikan pertolongan kepada orang tersebut. Namun terkadang hati saya ingin sekali menolong, dan lagi-lagi saya melakukannya. Tapi, lagi-lagi saya kecewa. Ini merupakan salah satu tantangan dalam berbuat baik.
Memang tidak semua orang bisa menerima uluran tangan kita untuk menolong mereka. Namun apa pun alasan yang ada di balik penolakan itu, kita harus tetap berbuat baik. Ingatlah selalu bahwa semua yang kita lakukan merupakan tanggung jawab kita kepada Tuhan karena hal itu merupakan kehendak Tuhan.
Sekalipun ada orang yang meremehkan perbuatan baik atau pertolongan yang kita berikan, percayalah bahwa Tuhan akan selalu memperhitungkannya.
Tantangan dalam berbuat baik bisa banyak ragamnya. Selain tantangan seperti di atas, terkadang ada juga orang yang memanfaatkan kebaikan kita dengan meminta sebanyak mungkin, atau bahkan menipu kita.
Mungkin juga ada yang curiga bahwa kita melakukan kebaikan karena ada maksud tertentu. Tetapi, apakah tantangan-tantangan seperti itu akan menghentikan langkah kita untuk berbuat baik?
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9). Ini adalah perintah dan sekaligus janji Tuhan, bahwa suatu saat nanti kita akan menuai hasil dari kebaikan yang kita lakukan.
Hari ini, tetapkanlah hati kita untuk berbuat baik. Apa pun tantangannya, janganlah membuat kita menyerah. Banyak orang yang tidak mau lagi berbuat baik, karena terlalu sering dikecewakan.
Kita perlu menyadari bahwa Iblis akan memakai berbagai macam cara untuk melemahkan dan akhirnya menghentikan kita dalam melakukan firman Tuhan.
Mungkin juga perbuatan baik kita akan dilupakan orang, atau bahkan dibalas dengan kejahatan. Tapi ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah lupa semua yang kita lakukan atas dasar ketaatan pada firman-Nya.
Jadi selama masih ada kesempatan, berbuat baiklah. Jangan menahan sedikit pun untuk menyatakan kebaikan kepada sesama. Sekecil apa pun kebaikan yang kita lakukan, akan dipandang oleh Tuhan sebagai suatu bentuk ketaatan kita kepada-Nya.
-----
Kata-kata bijak:
Jangan kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan.
* * *
Sumber: Manna Sorgawi, 24 September 2010 (diedit seperlunya)
Judul asli: Haruskah Kita Mundur?
Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.
==========