Dr. Cai Ming Jie, seorang Ph.D. lulusan Stanford University, memutuskan untuk menjadi seorang sopir taksi setelah kehilangan pekerjaannya.
Dr. Cai Ming Jie tidak hanya berani menghadapi hidup dengan melakukan pekerjaan yang mungkin jauh dari impiannya, tetapi juga berusaha melakukan yang terbaik.
Ia mencatat pengalamannya sebagai sopir taksi dalam sebuah blog: A Singapore Taxi Driver's Diary. Itu menjadikannya bukan "sopir taksi biasa".
(Nabi) Yusuf juga pernah mempunyai pekerjaan yang bukan merupakan impiannya. Menjadi budak, jelas bukan cita-cita Yusuf, si anak orang kaya. Namun apa daya, ia dijual dan harus menjadi budak.
Pilihannya hanya dua. Sekadar menjadi budak atau menjadi budak yang baik. Dalam situasi sulit itu, Tuhan menyertai Yusuf. Penyertaan Tuhan menjadikannya budak yang tidak biasa. Ia menjadi budak yang "berkuasa".
Karena difitnah, Yusuf bahkan turun lebih rendah lagi. Ia menjadi narapidana. Namun kali ini pun, Tuhan tetap menyertai Yusuf, sehingga ia kembali menjadi bukan narapidana biasa, tetapi narapidana yang "berkuasa".
Andai Anda sedang berada di lingkungan pekerjaan yang bukan pilihan Anda, jangan bekerja sekadarnya. Jangan menjadi pegawai biasa. Guru biasa. Dokter biasa.
Percayalah, dunia bisa tidak adil terhadap Anda, tetapi Tuhan selalu adil. Kunci keberhasilan kita ada pada Tuhan, bukan pada dunia. Tanggung jawab kita bukan menuntut ini dan itu, tetapi berjalan bersama Tuhan dan bekerja sebaik-baiknya.
Tuhan akan memampukan kita memberi yang terbaik di tengah kondisi yang tak ideal sekalipun.
* * *
Sumber: e-RH, 17 Januari 2011 (diedit seperlunya)
Dibagikan oleh Paulus Herlambang.
==========