25 Maret 2010

Mendengar Suara Tuhan

Jangan pernah abaikan bisikan lembut di hati anda, karena anda tidak tahu ke mana suara itu menuntun anda!

Sebagai guru origami (seni melipat kertas ala Jepang), Art Beaudry diminta untuk mewakili sekolahnya pada sebuah pameran yang diadakan di sebuah mal besar di Milwaukee. Ia berencana akan membawa seratus pasang burung bangau dari kertas yang sudah dilipatnya untuk dipamerkan kepada pengunjung.

Sebelum harinya, sesuatu yang aneh terjadi di mana ada suara yang berkata kepadanya untuk mencari kertas berwarna emas dan membuat origami burung bangau dari kertas tersebut. Suara tersebut mendesaknya berkali-kali agar Art benar-benar melakukannya, hingga akhirnya ia menemukan kertas berwarna emas pada tumpukan kertas di rumahnya.

“Kenapa saya harus melakukan ini?” tanyanya dalam hati. Art tidak pernah lagi membuat origami dari kertas warna emas, karena tingkat kesulitannya lebih tinggi daripada kertas biasa. “Kenapa harus kertas ini?” Art menggerutu.

Suara itu terus terdengar, “Lakukanlah dan berikan itu kepada seseorang.” “Siapa orang tersebut?” tanyanya. “Kau akan tahu yang mana,” jawabnya.

Malam itu Art membuat origami burung bangau yang sangat indah dari kertas warna emas. Ia menaruhnya dalam sebuah kotak dan meletakkan kotak tersebut dalam kumpulan origami bangau lainnya.

Ketika hari pameran tiba, banyak sekali orang yang datang ke stan-nya. Kemudian ada seorang wanita berdiri di depannya. “Apakah ini orang yang dimaksud?” bisik Art.

Sementara memandang wanita itu, tangannya meraih kotak berisi origami bangau dari kertas warna emas. Art memberikannya kepada wanita tersebut seraya berkata, “Saya tidak tahu mengapa, tetapi suara itu menyuruh saya memberikan ini kepada anda. Bangau adalah simbol kedamaian,” kata Art singkat.

Wanita itu tidak berkata apa-apa, tapi tangannya menyentuh dan mengelus-elus origami kertas tersebut dengan air mata yang mulai mengalir di wajahnya.

Akhirnya, wanita itu menarik napas dan berkata, “Suami saya meninggal tiga minggu yang lalu. Ini adalah hari pertama saya keluar rumah. Dan hari ini…,” ia menyeka air matanya sebelum meneruskan kata-katanya.

Lalu dengan suara tersendat ia melanjutkan, “Hari ini adalah ulang tahun emas pernikahan kami. Terima kasih banyak untuk hadiah yang indah ini. Saya tahu sekarang bahwa suami saya ada dalam kedamaian. Suara yang anda dengar itu adalah suara Tuhan dan hadiah yang indah ini adalah hadiah dari-Nya. Terima kasih karena anda telah mendengarkan suara Tuhan dalam hatimu.”

Sejak saat itu, Art belajar untuk lebih peka lagi ketika Tuhan berbicara dalam hatinya.

Sebagai orang percaya kita perlu melatih kepekaan kita terhadap suara Tuhan. Jangan abaikan ketika suara itu datang, karena mungkin saja Tuhan sedang memakai kita untuk menjadi berkat bagi orang lain, atau untuk melakukan sesuatu bagi-Nya.

* * *

Sumber: Manna Sorgawi, 25 Maret 2010 (diedit seperlunya)

Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.

=======


Artikel Terbaru Blog Ini