Edwin Louis Cole pernah berkata dalam ceramah-ceramahnya bahwa: gambar diri yang jelek akan menarik hal-hal yang negatif. Hal itu terbukti benar.
Apakah gambar diri itu? Gambar diri adalah apa yang kita pikirkan tentang diri kita. Gambar diri akan menentukan seperti apa diri kita jadinya.
Gambar diri yang jelek akan menarik hal-hal yang negatif. Lihatlah orang yang selalu berkata, “Saya tidak mungkin berhasil, karena hidup saya tidak berarti.” Apa akibatnya? Benar-benar kegagalan akan selalu datang kepadanya. Bagaimana cara mengundang kegagalan? Mulailah dengan identitas diri yang jelek, maka kegagalan pasti akan datang.
Apakah identitas diri itu? Identitas diri adalah sebuah sikap (pandangan) terhadap diri sendiri. Sikap berasal dari kebiasaan berpikir. Dengan kata lain, identitas diri adalah kebiasaan berpikir tentang diri sendiri. Kebiasaan berpikir yang salah mengakibatkan identitas diri yang salah dan kebiasaan berpikir yang benar mengakibatkan identitas diri yang benar.
Bagian di atas saya kutip dari sebuah buku yang berjudul Touching Heaven Changing Community (THCC) - Seri Berubah, karya Ir. Eddy Leo, M.Th., Metanoia Publishing, 2007, hlm. 198-199.
Teman saya, Agus Wahyudiono, pernah bercerita di milis itb77 (milis alumni Institut Teknologi Bandung, angkatan 1977) tentang putrinya yang bernama Nadhifi Islami Putri. Ia menulis sebagai berikut: “Waktu bayi anak ini tidak begitu banyak yang suka, tidak seperti dua orang kakaknya yang punya tingkah laku ‘lucu banget’. Sehari-hari cuma bapaknya yang memanggil dia si ‘cantik’. Panggilan itu rupanya menjadi doa orangtua bagi anaknya. Sehingga sekarang Nadhifi telah menjadi seorang gadis yang manis. Tidak sedikit orang bilang, si bungsu mirip sekali ibunya. Nadhifi berarti bersih. Alhamdulillah.”
Saya membalas e-mailnya sebagai berikut: “Sudah banyak bukti bahwa perkataan kita memiliki 'kuasa'. Saya percaya, anak yang sering dibilang cantik, akan cantik sungguhan. Sebaliknya, anak yang sering dibodoh-bodohkan oleh orangtuanya, akan bodoh benaran. Dalam kehidupan sehari-hari, juga dalam berbisnis, kata-kata apa yang sering kita lontarkan? Itulah yang akan terjadi.”
Setelah membaca pengajaran tentang Gambar Diri di dalam buku THCC tersebut, saya semakin yakin bahwa perkataan seseorang memiliki ‘kuasa’. Agus sebenarnya sedang membentuk gambar diri putrinya dengan sering mengatakan bahwa putrinya itu cantik.
Demikian pula, orangtua yang sering mengatakan bahwa anaknya bodoh, sebenarnya sedang membentuk gambar diri 'bodoh’ di dalam diri anaknya. Oleh karena itu, banyak anak yang sering dibilang bodoh, akhirnya menjadi bodoh benaran. Dan anak yang sering dibilang pintar, akan menjadi anak yang pintar.